Dari Aisyah radhiyallahu anha, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa yang suka berihram untuk umrah, lakukanlah dan siapa yang suka berihram untuk haji, lakukanlah. Seandainya bukan karena aku telah membawa hewan kurban tentu aku akan berihram untuk umrah.” (HR. Bukhari)
Yang paling utama dan mudah dari bentuk bentuk Ibadah haji adalah HAJI TAMATTU’, karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan para sahabatnya untuk mengerjakannya, Beliau bersabda :
“Jika aku bisa mengulang kembali apa yang telah lewat, niscaya tidak kutuntun hadyu (binatang kurban) ini, dan aku akan menjadikannya Umrah. Oleh karena itu siapa saja diantara kalian yang tidak membawa hewan kurban maka lakukanlah tahallul dan jadikanlah sebagai ihram umrah” ( HR. Bukhari & Muslim dari Hadist Jabir RA).
Ini artinya bahwa bagi yang tidak membawa hewan kurban, ia hendaklah melaksanakan HAJI TAMATTU’.
URUTAN PELAKSANAAN HAJI TAMATTU’, yaitu melakukan Umrah terlebih dahulu sebelum melaksanakan Hajinya.
RANGKAIAN IBADAH UMRAH :
• IHRAM/NIAT UMRAH dari MIQOT
• THAWAF, mengelilingi Ka’bah 7 KALI
• SA'I, berjalan antara Shafa dan Marwah 7 KALI
• CUKUR RAMBUT [Tahallul]
• Dilakukan secara TERTIB Berurutan
1. Persiapan Umrah; potong kuku, potong kumis, bulu ketiak dan mandi (Penjelasan lihat di pembahasan tentang Thaharah & Shalat ) dilakukan di hotel Madinah (Gelombang I) atau Rumah/Asrama Haji (Gelombang II).
2. Memakai wewangian sunnah bagi pria, dikenakan pada anggota badan. Adapun wanita tidak disunnahkan.
3. Berpakaian Ihram, kedua pundak tertutup (pria) dan memakai sandal, bagi wanita memakai sepatu + kaos kaki.
Memakainya di Hotel Madinah saat akan berangkat mengambil Miqat di Masjid Bir Ali Dzul Hulayfah (Gelombang I)
Bagi jama'ah Gelombang II, di Bandara King Abdul Aziz Jeddah sebagai tempat Miqat.
4. Tidak ada shalat sunnah khusus ketika hendak berihram, tetapi alangkah baiknya jika berihram setelah shalat baik fardhu atau shalat sunnah, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melakukan ihram sesudah shalat Dhuhur (HR Muslim). Bagi mereka yang miqatnya di Masjid Bir Ali Dhul Hulayfah (Gelombang I) dianjurkan Shalat Sunnah dua raka’at di miqat tersebut, karena ia bagian dari wadi (lembah) Aqiiq yang diberkahi dan Allah SWT memerintahkan Rasulullah SAW shalat disana (HR. Bukhari & Muslim)
5. IHRAM (Niat) untuk UMRAH “Labbaikalloohumma umrotan (Ya Allah, aku penuhi panggilan Mu untuk melakukan umrah)” di atas bus ketika mulai bergerak dan dilanjutkan ber Talbiyah sepanjang perjalanan “Labbaaikalloohumma labbaik … dst. Jamaa’h laki laki hendaknya meninggkan suaranya, sedangkan jama’ah wanita cukup mengikuti dengan suara pelan. (lama perjalanan + 5 jam dari Madinah ke Makkah), (+ 2 jam dari Jeddah ke Makkah)
Bagi yang sedang sakit berat, maka Ihramnya : “Labbaika umrotan fainna habasanii haabisu famahillii haitsu habasatanii (Ya Allah saya menjawab panggilanMu dengan melakukan ihram untuk umrah, jika saya terhalang sesuatu di tengan jalan, maka tahallulku di tempat saya tertahan tersebut).”
6. Berdoa setelah berihram “Alloohumma inii uharrimu min kulli maa harromta ‘alal muhrimi farhamnii yaa arhamarroohimiin" ( Ya Allah, sesungguhnya aku mengharamkan diriku dari segala apa yang Engkau haramkan kepada orang yang berihram karena itu rahmatilah aku ya Allah Yang Maha Pemberi Rahmat.” Maka, Larangan Ihram mulai berlaku hingga bercukur/Tahallul Umrah.
7. Sesampainya di Maktab/Hotel Makkah dan menempati kamar masing masing dan makan malam (istirahat sejenak), berwudhu kemudian bersama sama berangkat ke Masjidil Haram (masih berpakaian Ihram)
8. Menuju Masjidil Haram sambil bertalbiyah hingga dekat ke Ka’bah
9. Memasuki Masjidil Haram dari pintu mana saja; berdo’a memasuki masjid “Alloohummaftahlii abwaaba rohmatik..”
10. Melihat ka’bah membaca do’a “Alloohumma zid haadzal Baita tasyrifan … atau "Alloohumma antas salaam waminkas salaam...
11. Bagi Pria kenakan pakaian Ihram sebelum Thawaf; pundak kanan terbuka, pundak kiri tertutup (idhtiba’)
12. Melaksanakan THAWAF
a) Ka’bah berada di sebelah kiri kita, memulai dari Rukun/sudut Hajar Aswad; mencium hajar aswad. Bila tidak memungkinkan cukup menghadapkan badan dan mengisyaratkan tangan kanan ke arah hajar aswad sambil membaca “Bismillaahi walloohu Akbar”, tidak/tanpa mencium tangan.
b) Dilanjutkan dengan raml bagi Pria (berlari kecil dengan memendekkan langkah tanpa melompat) pada 3 putaran dan berjalan biasa pada 4 putaran berikutnya –bila memungkinkan . sambil membaca TASBIH “Subhaanallooh wal hamdulillaah walaa ilaaha illalloohu walloohu akbar," dzikir dan doa kepada Allah, atau membaca beberapa surat atau ayat dari al Qur’an sampai tiba di pojok/Rukun Yamani (pojok terakhir). Tempat dan waktu diijabahnya doa
c) Saat berada sejajar dengan Rukun Yamani, mengusapnya dengan tangan kanan tanpa menciumnya dengan membaca “Bismillaahi Alloohu Akbar”. Jika tidak memungkinkan berlalu saja tanpa membaca apapun dan tanpa mengisyaratkan tangan atau melakukan apapun.
d) Diantara Rukun Yamani dan Hajar Aswad membaca : “Robbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, waqinaa adzaabannaar..”.
e) Setiap kali sampai di sudut Hajar Aswad; menghadapkan badan dan mengisyaratkan tangan kanan sambil membaca ”Alloohu Akbar”, tanpa mencium tangan.
f) Thawaf senantiasa dilakukan diluar ka’bah (tidak boleh memasuki hijir ismail atau mengusap usap dinding ka’bah), bila dilakukan maka Thawaf pada putaran tersebut menjadi batal.
g) Bila batal wudhu, maka Thawafnya menjadi batal pada putaran tersebut saja. Berwudhu lagi dan melanjutkan putaran thawaf yang batal dimulai dari Sudut Hajar Aswad kembali. Bila lupa jumlah thawaf yang telah ditempuh, maka harus berpegang dengan sesuatu yang ia yakini dan meninggalkan keraguan. Seandainya ia lupa apakah jumlah thawafnya sudah 3 atau 4 kali, untuk kehati hatian (ikhtiyat), ambillah bilangan terkecil yaitu 3 karena 3 lebih meyakinkan daripada 4.
h) Thawaf selesai setelah sempurna 7 putaran;
kemudian mencari tempat yang kosong di areal arah belakang Maqam Ibrahim dan menghadapnya sambil membaca “Wattakhidzuu mimmaqoomi ibroohiima mushollaa”, (dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat –QS. Al Baqarah:125). Kemudian membetulkan kembali Kain Ihram; kedua pundak ditutup kembali (pria).
Maqam dalam bahasa Arab berarti tempat bediri. Sebagian ulama memaknai Maqam Ibrahim sebagai tempat berdirinya Nabi Ibrahim ketika membangun Ka’bah. Tapi, ada juga yang mengartikannya sebagai tempat berdirinya Nabi Ibrahim ketika shalat. Telepas dari kedua makna di atas, yang pasti makna Maqam Ibrahim disini bukanlah kuburan Nabi Ibrahim AS.
i) Melaksanakan shalat sunnah 2 rakaat setelah Thawaf.
Rakaat I : Al Fatihah dan Al Kafirun
Rakaat II : Al Fatihah dan Al Ikhlas
Setelah itu berdo’a dalam hati masing masing.
Jika tidak memungkinkan shalat tepat di belakang Maqam Ibrahim, karena berdesakan maka boleh shalat dimana saja
j) Usai shalat mengambil Air zam zam dan meminumnya, dan sebagian disiramkan ke kepala.
Menghadapkan badan ke arah Ka’bah dan berdo’a minum air zam zam “Allohumma innii as aluka ‘ilman naafi’a... dst”
k) Menuju ke Mas’a (tempat Sa’i) arah lurus dari Pojok Hajar Aswad–
13. Melaksanakan SA'I
a) Saat mendaki Bukit Shafa membaca “Innas shofaa wal marwata min sya’aa irillaah”. Lalu mengucapkan “Abda u bimaa bada alloohu bih” (Saya memulai dengan apa yang Allah mulai dengannya Bismillahirrahmaanirrahiim)
b) Sampai di bukit Shafa menghadap ka’bah membaca : “Alloohu Akbar 3x, Laa Ilaaha Illalloohu wahdahu laa syariikalah … dst.
c) Lalu turun dari Shafa menuju Marwah, sampai di tanda lampu hijau mempercepat jalan sampai tanda hijau berikutnya – khusus pria , sambil membaca”Robbighfir warham wa’fu watakaarom..” lalu jalan biasa.
d) Sampai di Marwa melakukan dan mengucapkan seperti apa yang diucapkan di Shafa (berzikir dan berdoa menghadap qiblat)
e) Dianjurkan untuk menjaga wudhu saat sa’i. Andai tiba waktu shalat, sebaiknya shalat berjama’ah kemudian melanjutkan sa’inya setelah shalat.
f) Selesai 7 kali di Marwah; berzikir dan berdo’a menghadap qiblat. tempat dikabulkannya do’a Kemudian keluar dari Marwah untuk mencukur rambut (Tahallul).
14. Bagi Pria sebaiknya memendekkan/menipiskan rambut saja, agar bisa digundul nanti saat Tahallul Haji. Sedangkan bagi wanita rambut dikumpulkan dan dipotong seujung jari.
Doa menggunting rambut : “Alloohummaj’al likulli sya’rotin nuuron yaumal qiyaamah” Ya Allah, jadikanlah setiap helai rambutku cahaya di hari qiyamah kelak.
Selesai Tahallul ini, berarti berakhirlah ibadah umrahnya; Ia berhak menanggalkan pakaian ihramnya hingga berihram kembali untuk haji yang akan dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah.
IBADAH UMRAH SELESAI
Doa setelah selesai Umrah :
Aa ibuuna taaibuuna ‘aabidduna saajiduuna lirobbina haamiduuna “Semoga kami termasuk orang orang yang kembali, ahli taubat, ahli ibadah, ahli sujud dan kepada Allah kami semua memuji.”
ALHAMDULILLAAHI ROBBIL ‘AALAMIIN
MENUNGGU TIBA WAKTU HAJI :
- Setiap harinya berpakaian seperti biasa
- Shalat berjama’ah di Masjidil Haram, Thawaf Sunnah, memperbanyak Shalat Sunnah, membaca Al Qur an, berdzikir, I tikaf, dan sebagainya.
- Ziarah Kota Makkah: Maulid Nabi Masjid Kucing Masjid Jin Makam Ma’la (bisa jalan kaki dari arah Shafa/Babussalam/Marwah), Jabal Tsur Jabal Rahmah Arafah Muzdalifah Mina Jamarat Tempat pemotongan hadyu/dam, Jabal Nur (Gua Hira) Masjid Ji’ronah (tempat Miqat Umrah Sunnah) –bagi jama’ah yang datang ke Makkah sudah mendekati waktu Wukuf, Ziarah Makkah dilaksanakan setelah Ibadah Haji selesai
- Persiapan Wuquf ke Arafah tanggal 8 Dzulhijjah (Tarwiyah).